Rabu, 25 Desember 2013

Makalah Tentang Iman Kepada Rasul Allah

Nama               :  Muhammad Ilmi Ardi
Kelas/Sem.      :  PGSD_E/3
NIM                :  12005232
Makalah Tentang Iman Kepada Rasul
BAB I

PENDAHULUAN
 
1.1  Latar  Belakang
      Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul, mulai dari yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
        Ajaran yang dibawa oleh para Rasul-Rasul Allah merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu untuk menyampaikan wahyu Allah SWT berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
       Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
1.2  Rumusan Masalah
            Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1. Apa definisi Nabi dan Rasul ?
2. Bagaimana cara kita beriman kepada Nabi dan Rasul ?
3. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasul?
4. Apa sajakah tugas dan mukjizat para Rasul ?
5. Siapa saja Rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi?
6. Apa hikmah beriman kepada Rasul ?
1.3  Tujuan Penulisan
            Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi Nabi dan Rasul.
2. Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Nabi dan Rasul.
3. Untuk mengetahui siafat-sifat yang dimiliki para Rasul.
4. Untuk mengetahui tugas dan mukjizat para Rasul.
5. Untuk mengetahui siapa saja Rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi.
6. Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
BAB II

PEMBAHASAN
2.1  Definisi Nabi dan Rasul
            Secara etimologis Nabi berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
            Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kwajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi (saja). Namun bila diikuti dengan kwajiban menayampaikan atau membawa misi (ar-risalah) tertentu, maka dia disebut (juga) dengan Rasul. Jadi setiap Rasul juga Nabi, tetapi tidak setiap Nabi menjadi Rasul (Al-Jazairy,1978, hal. 258-259).
            Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dn Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, jalan-jalan, kawin, punya anak, merasa sakit, senang, kuat, lemah, mati dan sifat-sifat manusiawi lainnya.
            Kalau diurut secara kronologis nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui adalah sebagai berikut :
1.         Adam                          11. Luth                                  21. Yunus
2.         Idris                             12. Ayyub                               22. Zakariya
3.         Nuh                             13. Syu’aib                              23. Yahya
4.         Hud                             14. Musa                                 24. Isa
5.         Shaleh                         15. Harun                                25. Muhammad
6.         Ibrahim                        16. Zulkifli                                    ‘alaihim as-shalatu
7.         Isma’il                         17. Daud                                        was salam.
8.         Ishaq                           18. Sulaiman
9.         Ya’qub                        19. Ilyas
10.       Yusuf                          20. Ilyasa’

2.2  Cara Mengimani  Nabi dan Rasul
      Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Bagi yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman secara ijmal saja, sedangkan bagi yang disebutkan namanya kita wajib beriman secara tafshil.
      Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan dan keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya didalam Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman seseorang yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan Rasul-Rasul yang diutus oleh Allah SWT.
2.3  Sifat-sifat yang Dimiliki Para Rasul
Sifat-safat wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul :
1.         As-Shidqu (benar)
Artinya selalu berkata benar , tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul – baik berupa janji, berita, ramalan masa depan, dan lain-lain – selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib atau (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan risalahnya.
2.         Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat atau (berkhianat). Seseorang yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
3.         At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah SWT untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman atau (menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya.
4.         Al-Fathanah (cerdas)
Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah atau (tidak cerdas atau pelupa).
2.4  Tugas dan Mukjizat Rasul
     Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama (iqamatu ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainakan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiya’ 21-25).
     Dalam menjalankan tugasnya, para Rasul berperan sebagai mubasysyrin dan munzirin artinya memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan memberikan keridhaan, pahala dan balasan sorga bagi yang durhaka.
       Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa mereka, serta untuk menjawab tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang, para Rasul dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat yaitu kejadian luar biasa (khawari-qul ‘adah) yang terjadi atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang mengendaki. Misalnya mukjizat Nabi Ibrahim AS yang tidak hangus terbakar di dalam api besar yang menyala, bahkan beliau merasakan kenyamanan berada di dalamnya. Bukanlah dengan maksud mendemonstrasikan kemampuannya “tahan api”, teteapi memang keadaan waktu itu yang menyebabkan Allah memilihkan mukjizat ini untuk Ibrahim Khalilullah. Mukjizat Nabi Musa antara lain membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentang jalan raya di tengahnya, atau sebelumnya tongkat menjadi ular besar  yang melahap habis ular-ular tukang sihir suruhan Fir’aun, memang sesuai dengan tantangan dan situasi yang dihadapi oleh musa Kalimullah waktu itu. Begitu juga mukjizat Nabi Isa AS yang bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit berat yang tidak mampu disembukan oleh “dokter-dokter ahli” waktu istu sesuai dengan kecenderungan dan prestasi pengobatan mas itu. Tapi Khusus untuk Nabi Muhammad SAW disamping mukjizat yang hissiyah (indrawi) seperti keluar ir dari sela-sela jarinya untuk keperluan para sahabat berwhudhu, beliau dilengkapi dengan mukjizat yang abadi sepanjang zaman yaitu Kitan Suci Al-Qur’an. Hal itu sesuai dengan tugas beliau sebagai Rasul untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti, berbeda dengan Rasul-Rasul sebelumnya yang hanya diutus untuk umat dan masa tertentu saja.
2.5  Rasul-Rasul yang Ulul ‘Azmi
            Rasul-Rasul yang digelari ulul ‘azmi ada lima orang yaitu:
1.         Muhammad SAW
2.         Nuh AS
3.         Ibrahim AS
4.         Musa AS
5.         Isa AS
Tentang hal itu Allah SWT berfirman:
“Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya Rasul-Rasul yang Ulul ‘Azmi….” (Al-Ahqaf 46:35).
“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera Maryam, dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (Al-Ahzab 33:7).
            Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, tabah, sabar, segala cita-cita dikejar dengan segenap tenaga yang dimiliki, hingga akhirnya tercapai juga. Sedangkan Rasul-Rasul yang ulul ‘azmi maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak mendapat penderitaan, tapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus berjuang hingga mereka berhasil mengemban tugas yang dipikulkan oleh Allah SWT.
2.6  Hikmah Beriman Kepada Rasul
            Beriman kepada Rasul Allah memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain:
1.  Mendapat rahmat Allah SWT.
2.  Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3.  Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5.  Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt.
6.  Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
7.  Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk dari Allah dan menjadi tahu tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah iman kepada Allah dan juga kepada Rasul Allah.
8.  Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati.
BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Beriman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan hal wajib dan patut dipelajari, karena selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat, juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada Rasul-Rasul Allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
3.2  Saran
            Mungkin inilah yang bisa saya sampaikan pada penulisan tugas makalah “Iman Kepada Rasul”. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang saya tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Studi Islam II Bapak Rahmadi Wibowo, Lc., M.A yang telah memberi tugas individu ini demi kebaikan diri saya sendiri dan harapannya juga untuk orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syari’ah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.

7 komentar:

  1. baca blog ini menambah wawasan dalam berimn kepada rasul

    BalasHapus
  2. oke mbak? terimakasih atas kunjungannya ?

    BalasHapus
  3. nice post mas,,,,

    salam blogger

    BalasHapus
  4. @tari : terimakasih mbak kunjungannya,..!

    @boromania selatan : terimakasih sudah berkunjung. Salam Blogger..

    BalasHapus
  5. dari referensinya hal brpa di bukunya

    BalasHapus